Sepenggal Kisah

Sepenggal,Kisah,muhamad,rusli,bin,amir Demikianlah yang kami dengar
  1. Dikisahkan oleh H.Sukran Adik dari Abah Rusli

    • Di kisahkan pada waktu beliau diajak oleh Abah rusli mencari ikan di danau tanah hulu (tanah kelahiran Abah Rusli),pada waktu itu beliau (H.Sukran) masih anak-anak.Pada waktu itu mereka sudah lambat berangkat dari rombongan yang sudah lebih dulu berangkat,sesampai di danau yang penuh lumpur Abah Rusli mengajak H.sukran menghentikan perjalanan dan lebih memilih membuat jembatan dengan kayu-kayu seadanya di hutan.

      Dengan rasa jengkel H.Sukran bertanya kepada kakaknya.

      "kak,kita ini sudah lambat dari rombongan malah membuat jembatan,nanti ikanya habis diambilin Mereka.dan mereka lebih dahulu lewat jembatan ini, membuat enak mereka saja!".

      "tak apa apa suk,nanti kan kita enak juga lewat jembatan ini pulangnya".

      sesudah mereka selesai membuat jembatan barulah mereka menyusul rombongan didepanya yang sudah lebih dahulu mencari ikan,tetapi mereka (Abah Rusli dan H.sukran) lebih cepat penuh ikanya dan ternyata mereka lebih dulu yang melewati jembatan yang di buat tadi.

      Ditengah perjalanan setiap bertemu dengan orang lain yang berpapasan selalu di tawarinya ikan yang di bawa mereka,dan disuruh ambil sendiri dalam wadah,wal hasil ikan yang di bawa pulang mereka tinggal ikan yang kecil-kecil.

    • Dikisahkan pula oleh H.Sukran

      Pada waktu Abah Rusli mendapatkan sebuah lokasi rotan di hutan,dan berita itu sampailah ke Bapak mereka,bapaknya menyampaikan."jangan kamu beritahukan kepada orang lain,biarlah kamu saja yang memanen nantinya,"

      Tetapi Abah Rusli malah memberitahuan kepada orang-orang lain tentang lokasi Rotan itu berada secara diam diam,wal hasil keesokan harinya orang-orang pada mencari rotan yang di beritakan oleh Abah Rusli tersebut,dan abah rusli juga ikut mencari rotan tersebut

    • Dikisahkan pula oleh H.sukran

      Bahwa Ibu mereka (ibu dari Abah rusli) sering menyembunyikan beras di tapih untuk di berikan kepada orang susah

    • Dikisahkan pula oleh H.Sukran

      H.Sukran berkata"Sudah puas Abah Rusli membahagiakan orang tuanya dari mereka masih hidup ,maka ketika orang tua meninggal Abah Rusli tidak menangis (menyesal),karena bakti beliau sudah dilaksanakan ".

  2. Dikisakan oleh H.Usman anak Abah Rusli

    • H.Usman mengatkan,"Tidak banyak baju yang dimiliki Bapak,hanya beberapa lembar baju saja yang dimiliki,itupun dalam kondisi banyak berlubang".
  3. Dikisahkan Oleh H.Roliyanto anak Abah Rusli

    • H.Roli bertanya kepada Abah Rusli

      "Pak,bagaimanakah aku ini bisa sholat Khusu'?

      Abah Rusli menjawab."Dengan Lahaula walaquwata illabillah,itulah sholat khusu'" .

  4. Dikisahkan oleh P.Zaenuri

    • P.zen bertanya kepada si fulan,"siapakah yang dimaksud Abah Rusli yang pernah ku dengar"?.

      si fulan menjawab, "ada pak beliau tinggal di loajanan km.2 samping batalyon 611 awl,tetapi beliau sudah berpulang".

      "sebentar".kata pak .Zen."aku kisahkan,dahulu aku pernah mencari ayam cemani sekitar tahun 90an,ada kabar di loajanan samping batalyon ada orang memelihara ayam kampung,rumahnya di hujung jembatan,anaknya beliau ada empat,apakah beliau itu yang dimaksud Abah Rusli,"?

      "benar pak itulah orangnya,".jawab si fulan.

      pak Zen berkata dengan mimik serius "Sungguh aku katakan,aku tidak berbohong,seumur hidupku sampai sekarang aku belum pernah bertemu orang seramah beliau,ketika kami datang bertamu sapaanya masih kuiingat sampai sekarang,dan kami diperlakukan sebagai tamu terhormat,"

      "ketika kami menanyakan berapa harga Ayam ini di juaal?,Abah Rusli menjawab."aku tidak mengistimewakan ayan itu pak,terserah kita saja harganya berapa.? (kita dalam logat bahasa kutai artinya kamu untuk bahasa yang halus).

      Kisah ini terjadi sebelum kejadian luar biasa tahun 1999

  5. Dikisahkan oleh P.Slamet

    • Pak Slamet bertanya kepada Mamak (Istri Abah Rusli)."Mak bagaimanakah Abah dalam bekerja ?".

      Mamak menjawab,"Bapakmu (Abah) dalam bekerja tidak pernah memperhitungkan gaji,berapapun orang memberi di terimanya."

  6. Dikisahkan oleh si penjual sayur di pasar wisma

    • Seorang lelaki penjual sayur berkata,"Beliau Pak Rusli lebih baik lapar daripada melihat orang tidak memiliki beras,dan saya tahu persis ketika pak Rusli sering datang kepasar ini".
  7. Dikisahkan oleh Rudi

    • Rudi mengatakan,"Ketika Abah Rusli datang mengunjungi rumahku,beliau turun dari angkot (angkutan kota) tidak tepat berhenti didepan rumah, tetapi berhenti beberapa meter dari depan rumah dengan berjalankaki menuju rumah,dan dari kejauhan senyuman ramah beliau sudah nampak.

  8. Dikisahkan oleh H.dwi

    • H,Dwi mengisahkan ketika Abah Rusli berencana membuka warung makan kala itu,salah satu sahabat Abah Rusli mengatakan,"lebih baik uang modalnya di buang ke air (sungai) saja kalau Rusli ingin membuka warung makan".

      Karena Beliau Abah Rusli tidak akan menjual (rugi),pasti di berikan ke orang begitu saja.

    • H.Dwi mengisahkan ketika Abah Rusli panen buah pisang seseorang tengkulak membeli dengan membawa sepeda,satu sepeda penuh di isi dengan buah pisang hanya di beri Rp 5000 saja,Abah Rusli mengatakan ."cepat-cepatlah pergi takutnya nanti ketahuan mamaknya (istri Abah Rusli)".

      Kareana harga Rp 5000 itu sebenarnya tidaklah sebanding dengan barang yang di bawa (terlalu murah),sampai pedagang itu dari bersepeda sampai mempunyai motor.

    • H.Dwi mengisahkan ketika Abah Rusli dalam bekerja mendapatkan uang tambahan lebih selalu di berikan ke Istri beliau,tanpa di sadari dari Istri beliau bahwa uang di bawa pulang sebenarnya lebih banyak yang di berikan kepada orang lain,karena istri beliau tidak mengetahui,istri beliaupun dengan senang hati menerima uang tambahan selain gaji Abah Rusli.
    • H.Dwi mengatakan dengan keheranan kepada slamet."Bagaimanakah Abah Rusli pada waktu itu menjalankan Rahman Rahim, sedangkan Gajinya saja pada waktu itu tidak ada seperampat dari gajiku".
    • Abah Rusli mengatakan,"sebenarnya apa yang aku berikan kepada orang lain adalah hak anak istriku,tetapi itu kujalankan dengan benar".

      "sedih sekali aku melihat anak istriku makan hanya dengan pisang di bakar,sedangkan makanan yang akan aku bawa pulang untuk mereka (anak istri), diminta orang untuk berbuka puasa".