Harun Ar-rasyid
Harun Ar-rasyid
Pada Malam itu Harun Ar-rasyid yang masih seusia anak sekolah Tk
minta di temani untuk membeli CD kartun, ditengah perjalanan terjadi
kecelakaan, berita itu datang dari seorang anggota tentara yang
datang ke wadah Abah Rusli dengan memberi kabar,- Harun Arrasyid adalah cucu Abah Muhamad Rusli bin Amir
- Orang tuanya adalah H.Haeruman menantu dari Abah Rusli dari suami anak pertama beliau Hj.Ervina
- Harun Arasid ini pernah terbawa Abah Rusli di alam Nikmat.
Dikisahkan pada waktu Abah Rusli bertemu diri sebenarnya diri pada 1 syawal,pada tahun 1999 M, Abah Rusli ini duduk di teras sambil memangku cucunya hendak pergi sholat Idul fitri,serasa engan berangkat antara pergi sholat iya dan tidak ,maka berkumandanglah Takbir pertanda naik mimbar di masjid.
"Allahu Akbar",Maka terbukalah hijab dan mereka ada di alam Nikmat.
Abah Rusli mengatakan,"2 menit di alam itu ukuran di dunia adalah 2 tahun".
Lalu di panggilah mamak (istri beliu Hj.Janariah) yang sedang menyiapkan masakan menyambut lebaran,tetapi istri beliau menjawab lagi sibuk dengan pekerjaanya di dapur,tetapi yang datang adalah anak beliau Hj.Ima dengan anak kecil dari bin H.habibi.
Abah Rusli berkata kepada mereka "Ima lihatlah di langit".
merekapun meihat kelangit yang terbelah dan ada sosok diatas langit seseorang sedang sujud berjalan makin menjauh dan hilang.Hj.Ima pun keheranan antara percaya dan tidak apa yang dilihat lalu bertanya.
" Pak, apa itu pak, langit terbelah dan ada orang seperti sholat di langit".
Abah Rusli menjawab dengan bercanda ,"Mungkin mau kiamat ", dan Abah Rusli melanjutkan,"Sudahlah diam saja,dan jangan bilang ke orang lain takutnya nanti menjadi fitnah".. - Harun Arrasyid bukanlah anak yang pelit,lebih-lebih apabila diminta maka akan di berikan semua kepada yang meminta itu.
- Harun Arrasyid selalu terjaga dari apa yang dia makan,kalau termakan harta yang tidak benar maka dia sakit, oleh karena itu dari apa yang di berikan Abah Ruslilah dia mau makan.
- H.Dwi pernah berkata."Harun Arasyid ini sebenarnya adalah contoh bagi kita semua".
H.Usman
H.Usman adalah anak kedua Abah Rusli, pada pagi itu kondisi
H.Usman makin kritis, dalam kondidi kritis itu H.Usman meminta
ingin bertemu dengan Abah Rusli,maka diangkatlah H.Usman di depan
kamar Abah Rusli dengan masih terbaring di atas tilam.
dia mengatakan,"siapakah anak yang kecelakaan dijalan yang dia lihat tadi ?".
Mendengar ada anak kecelakaan di jalan raya sontak Ibu-ibu yang ada di dapur keluar depan rumah sambil teriak histeris sedih, sadar yang kecelakaan itu adalah Harun Ar-raysid cucu Abah Rusli yang tersayang.
Mendengar ada teriakan histeris di luar Abah Rusli keluar dari
kamar dan duduk d tempat duduknya, setelah duduk Abah Rusli
berkata dengan nada tegas untuk menenangkan situasi itu,
"Rasyid
tidak meninggal, Rasyid masih hidup !".
"Ambilah baju bekas kupakai di kamar !,"
(lalu diambilah
baju yang sehabis Abah Rusli pakai)
"Aku sudah berganti baju tadi, ini ada tanda darah pelukan Rasyid
, dan dia berpamitan kepadaku,"
Rasyid berkata sambil memeluku,
"kaik,aku berangkat
duluan,".(kaik adalah sebutan bahasa daerah kalimantan yang
artinya kakek).
Abah Rusli melanjutkan perkataanya,"Ini sebatang emas, bekas
tangan Rasyid yang di bawa ".
Sambil menunjukan emas yang ada
dilipatan baju bekas dipakai Abah Tadi ".
Setelah situasi tenang dan orang-orang yang ada mengerti dari makna Abah katakan, Abah Rusli memerintahkan orang-orang yang ada di wadah Abah Rusli untuk mengurus segala sesuatu di Rumah Sakit sampai membawa jasad Rasyid kembali ke wadah Abah Rusli.
Malam itu juga jasad Harun Arasyid di bawa ke kilo (kilo adalah sebutan alamat rumah Abah Rusli yang ada di Km.2,5 jalan Soekarno- Hatta Samarinda).<
Sesampainya Jasad Harun Arasyid Abah Rusli berkata,
"Ini sudah kehendakNya,jika dia tidak mati kecelakaan mungkin dia
terjun di jembatan sungai sebelah Rumah dan
kalian akan saling menyalahkan si penjaga Rasyid,"
"Dan lihatlah jasad si Rasyid, badanya akan kuning bersih,"
lalu orang-orang dalam ruangan membuka kain jasad Rasyid dan
memang seluruh badanya kuning bersih, badanya
lemas tidak kaku seperti mayat biasa,bahkan bekas lukapun
terlihat seperti biasa .
Abah Rusli melanjutkan perkataanya,"Jika mau, Rasyid ini akan hilang dengan jasad-jasadnya,tapi apalah nanti kata orang dengan tuduhan macam-macam, dengan berkata itu perbuatan jin".
Pada saat meninggalnya Harun Arrasyid sebagian orang terbawa emosi
karena sebab-sebab meninggalnya ,lalu Abah Rusli berkata,
"Janganlah
mengikuti sebab,jika mengikuti sebab berarti tidak ber Iman sedikitpun".
Siapakah Harun Arrasyid
Tidak lama Abah Rusli keluar kamar menemui H.Usman,ketika melihat Abah Rusli datang dengan kondisi yang lemah dia berusaha bangkit sendiri dari baringnya dan ahirnya spontan di bantu oleh orang-orang yang ada untuk mendudukan H.Usman.
Dengan nada
terbata-bata H.Usman berkata kepada Abah Rusli,
"Pak,aku ikut kita ya ".(kita dalam bahasa kutai adalah
kamu untuk kata yang halus).
Abah Rusli menjawab,"iya nak, kamu ikut aku." sambil Abah Rusli memegang kepala H.Usman.
Abah Rusli pun langsung duduk di tempat duduknya,dan menyuruh H.Usman untuk di di bawa ke ruang belakang,tidak lama di diangkat H.Usman di ruang belakang beliau Meninggal dengan di kelilingi oleh saudara-saudaranya dan keluarga,Mamak (ibunya),H.ervina,H.rolyanto Hj.Ima.
Lalu Mamak (ibu) mencium jasad H.Usman dengan berkata,"Berangkatlah nak dengan air susuku ".
Dengan H.Rolyanto pun mengucap,"Jik,biarlah wahyu (anak haji usman) nanti aku yang merawat ".
Sepeninggalan H.Usman si Wahyu Arrasyid yang masih kecil selalu di bimbing melewati tanganya bersedekah memberi makan orang, karena bagaimanapun juga Wahyu Arrasyid adalah anak dari H.usman dalam kategori yang bisa menyampaikan ke mati adalah Anak yang sholeh.
Abah Rusli berkata,"tidak ada namanya Bapak yang sholeh,yang ada adalah Anak yang sholeh ".